OMB
yang seharusnya menjadi wadah dan pelatihan bagi mahasiswa baru (maba) pada
kenyataannya banyak ditakuti oleh calon mahasiswa. Hal ini terjadi karena
adanya isu-isu negatif mengenai OMB.
Tugas-tugas
yang diberikan dianggap sangat berat oleh para maba mulai dari kewajiban
menggunakan atribut yang harus dibuat sendiri dan membutuhkan biaya yang banyak
serta usaha yang keras ditambah lagi kegiatan OMB itu sendiri dimulai dari
pagi-pagi hari dimana para maba harus berjalan sejauh kurang lebih 1km
ke kampus. Sesampainya di kampus PIC akan melakukan pemeriksaan atribut dan
bagi yang tidak mengenakan atribut sebagaimanamestinya, mahasiswa tersebut akan
dikenakan sanksi yang berat. Setelah pemeriksaan, maba akan mengikuti
serangkaian kegiatan yang menyita tenaga mereka. Kurangnya jam tidur maba karena harus mengerjakan tugas yang diberikan selama OMB membuat mereka kelelahan dan memberikan sejumlah komplain kepada pihak kampus.
Seperti
yang dikatakan oleh Vivi dan Glory dari program studi Desain Komunikasi Visual
2013, “Peraturan OMB tidak sinkron antara keamanan dan PIC, bahkan sesama anak
keamanan. Pemeriksaannya juga berlebihan sampai dipegang-pegang dan lepas kaos
kaki.” Beberapa isu mengenai hukuman yang tidak sepantasnya juga menyebar di
kalangan kampus Universitas Multimedia Nusantara, seperti hukuman makan nasi
hanya dengan kecap, dijemur tanpa alas kaki, dan sejumlah hukuman yang dianggap
berat oleh mahasiswa dan menambah horor kegiatan OMB tersebut.
Tidak
heran apabila calon maba takut untuk mengikuti kegiatan OMB yang
diadakan oleh pihak UMN. Hal ini berdampak langsung pada menurunnya minat calon
maba dalam mengikuti OMB di tahun ajaran berikutnya.
foto: pubdok OMB UMN 2013


No comments:
Post a Comment